Patroliindonesia |Manggarai Barat, NTT – AS, warga Desa Batu Cermin (Labuan Bajo), Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat keluhkan pelayanan air minum bersih oleh PERUMDA Wae Mbeliling. (21/07/20)
Ia mengatakan, ditempatnya air keluar hanya berkisar 2 kali dalam seminggu. Itupun debit air yang keluar sangat kecil.
“Saya adalah pelanggan air minum PERUMDA Wae Mbeliling. Setiap bulan saya membayar tagihan air sebesar empat puluh satu ribu rupiah. Tapi air keluar hanya 2 kali seminggu. Itupun debit air yang keluar sangat kecil seperti lidi”, ungkap AS.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari, ia terpaksa harus membeli air tanki yang dijual oleh PERUMDA Wae Mbeliling. Harga per satu tanki air dijual oleh PERUMDA Wae Mbeliling sebesar Rp 100.000. Ia membeli air tanki yang dijual oleh PERUMDA Wae Mbeliling tersebut atas dasar saran dari para pegawai diperusahaan air milik daerah tersebut ketika ia melakukan komplain karena debit air yang keluar cukup kecil.
“Setiap minggu saya membeli 1 tanki air. Jadi total dalam sebulan saya membeli 4 tanki air. Harga satu tanki air yang dijual oleh PERUMDA Wae Mbeliling itu sebesar seratus ribu. Jadi untuk mencukupi kebutuhan air di rumah saya, setiap bulan saya harus mengeluarkan uang sebesar empat ratus empat puluh satu ribu rupiah. Empat puluh satu ribunya itu saya bayar ke PERUMDA, karena saya masih berstatus pelanggan tetap. Jadi, saya membeli air yang dijual oleh PERUMDA Wae Mbeliling karena mereka menyarankan untuk beli air tanki yang mereka jual jika air yang keluar masih sangat kecil” tutur AS.
AS berpikir, krisis air yang dialami ditempatnya diakibatkan karena curah hujan yang rendah. Tapi ketika musim hujanpun debit air yang keluar masih tetap sama.
Ia berharap agar pemerintah dan DPRD Kabupaten Manggarai Barat segera memperhatikan krisis air minum bersih yang dialami oleh masyarakat Labuan Bajo yang tidak kunjung selesai. Selain itu, ia juga berharap agar pemerintah dan DPRD Manggarai Barat segera mengevaluasi kinerja kerja Dirut PERUMDA Wae Mbeliling yang dinilai gagal dalam memenuhi kebetuhan air minum masyarakat.
“Harapannya adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan DPRD Kabupaten Manggarai Barat dapat segera memperhatikan krisis air minum bersih yang dialami oleh masyarakat. Kalau bisa, Pemda dan DPRD segara lakukan evaluasi terhadap kinerja kerja Dirut PERUMDA Wae Mbeliling. Jangan sampai air yang keluar seperti ini terus. Kasihan masyarakat, masih banyak kebutuhan-kebutuhan lain yang harus kami penuhi” ungkap AS.
(Eliandro)