Patroli Indonesia, Makassar – Analis Utama Intelijen Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Ibnu Suhendra, mengatakan, dua terduga teroris yang tewas tertembak MR (45) dan SA (22) itu sudah merencanakan aksi bom bunuh dirinya dalam waktu dekat ini.
“Keduanya itu sudah meniatkan dan merencanakan bom bunuh dirinya. Mengenai di mana dan kapang itu kami belum dapat,” ujar dia, di Makassar, Kamis (7/1/2021).
Ia mengatakan, kedua terduga teroris ini sudah melakukan persiapan panjang untuk menyukseskan niatnya itu, salah satunya berlatih secara rutin menembak di hutan dan naik gunung (i’dad).
Bukan cuma itu, sarana pendukung untuk memuluskan niatnya itu juga sudah disiapkan, berupa beberapa pucuk senapan angin laras panjang jenis PCP, target sasaran tembak, korek kayu, dan peralatan lain.
“Kami bergerak cepat. Mereka semua ini sudah melakukan persiapan panjang. Mereka rutin naik gunung dan latihan menembak,” katanya.
Sementara itu, Kabag Penerangan Umum Kepolisian Indonesia, Komisaris Besar Polisi Ahmad Ramdhan, menambahkan, MR dan SA pernah menyatakan baiat kepada khilafah atau ISIS pada 2015.
Hal itu dilakukan bersama pengikut lain JAD di Ponpes Arridho. Pimpinan Ponpes Arridho, Ustaz Basri, telah meninggal dunia di Pulau Nusa Kambangan.
Mertua dan menantu ini bersama keluarganya juga sempat hendak bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2016. Namun upaya itu digagalkan polisi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
MR dan SA bersama pengikut lain JAD juga rutin menggelar pengajian negara khilafah di rumahnya, di Villa Mutiara dan Yayasan Arridho. Polisi juga mengungkap keduanya pernah berperan terkait aksi terorisme maupun terhadap pelaku tindak pidana terorisme. (Red/antara)