Rubrik : Sehat gigiku
Penulis : Dede Arsista, drg. M.Si
Patroliindonesia |Rubrik Sehat – Kesehatan gigi merupakan bagain dari kesehatan secara umum. Salah satu cara untuk menjaga kesehtan gigi adalah dengan menyikatnya setiap hari. Tujuan sikat gigi adalah untuk menghilangkan kotoran sisa makanan (plak) yang menempel pada permukaan gigi, serta dapat menstimulasi gusi. Sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi berpotensi menyebabkan gigi berlubang.
Sisa makanan yang terdapat di rongga mulut dapat menyebabkan penurunan pH lingkungan rongga mulut menjadi asam sehingga berpotensi dapat menghilangkan mineral dari struktur gigi (demineralisasi). Jika mineral struktur gigi hilang makan akan mengakibat gigi berlubang.
Karena alasan ini maka kita tidak boleh lupa untuk menggosok gigi sebelum tidur agar lingkungan rongga mulut bersih dari sisa makanan. Apabila kita tidur di malam hari dengan keadaan terdapat sisa makanan maka potensi untuk perubahan pH mulut menjadi asam lebih tinggi.
Namun sebaliknya apabila kita menggosok gigi terlebih dahulu maka akan menjaga pH rongga mulut tetap stabil sehingga akan terjadi pengendapan mineral (remineralisasi) seperti kalsium, fosfat, fluorid di gigi. Oleh karena itu sebaiknya ketika gosok gigi kita menggunakan pasta gigi yang memiliki kandungan yang sangat dibutuhkan oleh gigi kita dan berkumur hanya cukup sekali saja agar mineral-mineral yang terdapat pada pasta gigi menempel di gigi dan menjaganya.
Metode sikat gigi yang di rekomendasikan adalah metode modifikasi Bass (Teknik berputar). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan, Kementrian Kesehatan Masyarakat Thailand pada tahun 2018, telah merekomendasikan metode modifikasi Bass sebagai metode sikat gigi yang tepat untuk masyarakat umum saat ini bila dibandingkan dengan metode sikat gigi dengan teknik horisontal. Metode horisontal dapat mengakibatkan penurunan gusi dan gigi terlihat abrasi (terkikis pada bagian leher gigi) sehingga akan meyebabkan pada sebagian orang akan terasa ngilu.
Metode Modifikasi Bass dilakukan dengan cara menempatkan sikat gigi dengan sudut sekitar 45o terhadap gigi lalu digerakan secara berputar.
Metode ini cukup efektif untuk menghilangkan sisa makanan yang terakumulasi di gigi terutama pada bagian sela-sela gigi dan pada bagian pertemuan antara gigi dengan gusi serta dapat memijat gusi sehingga dapat menstimulus cairan gusi yang berguna sebagai cairan pembersih gigi.
Lalu bagaimana cara memilih sikat gigi yang baik dan bagaimana cara memakai pasta gigi yang optimal?
Menurut American Dental Association (ADAS) penggunaan sikat gigi sebaiknya menggunakan sikat gigi yang lembut dengan bulu sikat yang rata serta kepala sikat gigi yang mengecil. Bagian kepala sikat gigi yang mengecil akan lebih mudah menjangkau sisa-sisa makanan di bagian gigi yang paling belakang serta bulu sikat yang lembut dan rata penting untuk menjaga agar gusi dan gigi tidak terluka.
Sedangkan penggunaan pasta gigi yang disarankan oleh ADAS adalah untuk orang dewasa berukuran sebesar kacang polong sedangkan untuk anak-anak usia dibawah 3 tahun (sejak awal tumbuh gigi susu pertama hingga 3 tahun) berukuran sebutir beras.
Hal ini dilakukan agar anak tidak mudah untuk menelan pasta gigi saat menyikat gigi dan agar pertumbuhan gigi susu menjadi sehat.
Penting untuk membersihkan sikat gigi setelah digunakan dengan air yang mengalir agar kotoran dan sisa pasta gigi yang menempel pada sikat gigi hilang.
Simpan sikat gigi dalam keadaan posisi tegak dan biarkan mengering di udara terbuka. Jangan rutin menutup sikat gigi dengan wadah tertutup karena lingkunagn yang lembab akan berpotensi tempat pertumbuhan bakteri.
Ganti sikat gigi setiap 3-4 bulan sekali atau sering periksa bulu sikat gigi apabila terlihat bulu sikat gigi yang compang camping maka saatnya anda mengganti sikat gigi. Bulu yang compang camping lebih beresiko untuk melukai gusi dan membuat gigi anda menjadi abrasi dan tidak lupa selalu sikat gigi sehari dua kali ketika pagi dan sebelum tidur.
Bagaimana dengan anda apakah sudah benar cara sikat gigi anda? (Shandy)