Kultum Dzuhur Ramadan, Menteri Basuki: Puasa Ramadan Harus Membentuk Insan PUPR yang Sabar, Ikhlas, Qana’ah, dan Istiqamah

Patroli Indonesia, Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berpesan agar puasa Ramadan tidak hanya memiliki dampak hubungan baik kepada Allah (Hablum Minallah), tetapi juga harus punya dampak hubungan baik kepada manusia lainnya (Hablum Minannas), utamanya sebagai insan PUPR.

“Dalam membina dan mengembangkan kehidupan kita, baik sebagai keluarga maupun karir di Kementerian PUPR, kita harus senantiasa mengikuti proses dengan berbagai macam ujian dan tantangan yang menyertainya,” kata Menteri Basuki dalam Kultum Dzuhur Ramadan di Masjid As-Salam Kementerian PUPR, Senin (10/5).

Bacaan Lainnya

Dikatakan Menteri Basuki, semua proses itu harus dapat diterima dengan sabar dan ridho, serta harus dimaknai sebagai karunia Allah SWT yang sedang menyiapkan kita untuk menjadi lebih kuat dan siap menghadapi tugas-tugas yang lebih besar. “Tidak ada satupun semua yang terjadi dalam hidup karena suatu kebetulan, semua sudah didesain oleh Allah SWT,” ujarnya.

Selain sabar, ditambahkan Menteri Basuki, insan PUPR juga harus dapat melaksanakan tugas dimanapun ditempatkan dengan ikhlas yang dimotivasi dari dalam diri sendiri untuk dapat memberikan kebisaan kita secara maksimum. “Kita tidak perlu memikirkan hasilnya, karena hasil tersebut akan ditentukan oleh Allah SWT. Ikhlaskan serahkan setiap kita habis bekerja,” tuturnya.

Selanjutnya sebagai insan PUPR, Menteri Basuki menyatakan sudah seharusnya mempunyai sifat Qana’ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang ada, rela menerima kenyataan yang datang dari Allah SWT.

“Sebagai ASN, kalau dilihat dari ukuran harta pasti tidak kaya raya, namun juga tidak miskin. Kita harus dapat bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan. Kita harus bersyukur bahwa kita sudah bisa menjadi ASN PUPR, karena berapa ribu orang lagi yang belum berhasil menjadi insan PUPR,” pesan Menteri Basuki.

Terakhir, Menteri Basuki berpesan agar insan PUPR harus memiliki sifat istiqamah atau konsisten. Istiqamah patutnya bukan hanya untuk orang perorangan tetapi juga untuk suatu komunitas atau masyarakat. Sebab jika suatu komunitas tidak punya istiqamah sama dengan tidak punya visi dan misi, sehingga tidak jelas ke mana arah dan tujuannya.

“Istiqamah mengajarkan kita bekerja mulai dari kecil dan detail, namun dilakukan secara terus menerus atau konsisten. Istiqamah memberikan pesan bahwa pekerjaan harus dilakukan dengan tata kelola yang baik atas dasar Standard Operation Procedure (SOP), bukan dilakukan secara acak dan sesuka hati, untuk mencapai tujuan/target yang sudah ditetapkan (sesuai visi dan misi),” tutur Menteri Basuki.

Menteri Basuki berharap semua sikap-sikap terpuji tersebut bisa dipertahankan di luar bulan suci Ramadan sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja. (*)

Pos terkait