Masyarakat Desa Brabe Keluhkan Mengenai Pelayanan Aparatur Desa

Facebooktwitterlinkedinrssyoutubeinstagrammailby feather

Patroliindonesia |Probolinggo, Jatim – Masyarakat Desa Brabe yang berada di Kecamatan Maron-Kabupaten Probolinggo-Provinsi Jawa Timur datang bersilaturahmi ke rumah tinggal Bapak Haji Jasuli untuk menemui Team Kerja Wartawan dari media Patroliindonesia. Senin, (26/10/20).

Team Patroli yang memang sudah biasa berkumpul dikediaman keluarga H. Jasuli yang tepatnya berada di Desa Brabe, hari ini mendapatkan keluhan dari beberapa warga Desa Brabe yang berinisial T.S – M.T- dan M.

Bacaan Lainnya

Para tamu yang datang membawa aduan, bahwasanya Pelayanan Aparatur Desa tidak berjalan sesuai dengan Peraturan Negara.

Warga Desa yang berinisial T.S ini awalnya menceritakan masalah mengenai pelayanan Listrik yang diberikan oleh Aparatur Desa yang berinisial S kepada warga Desa yang berinisial M (warga Desa Brabe yang kurang mampu).

Foto: Warga Masyarakat Desa Brabe

“Begini Pak, warga Desa sudah agak lama melihat mobil media Patroli yang sampean kendarai sering melewati Perjalanan Perbatasan Desa Maron Kidul – Desa Brabe.

Warga Desa banyak yang bertanya-tanya saat berkumpul dengan saya, mobil Patroli itu sering berada di Kediaman Bpk H. Jasuli. Apa mungkin dia bisa menolong keluhan kita terhadap pelayanan aparatur Desa ? Akhirnya kami datang kesini untuk mencoba mengutarakan keluhan kami. Barangkali aja sampean bisa membantu / menolong kami Pak,” ucap warga Desa Brabe berinisial T.M

T.M pun coba membeberkan cerita terkait pengaduannya masalah pelayanan listrik.

“Sebenarnya begini Pak, masalah pelayanan listrik itu terjadi kepada saya yang telah mendapatkan bantuan listrik dengan pungutan biaya sebesar Rp.400.000,-

Saya orang tidak punya pak, mau bekerja aja saya sudah sakit-sakitan seperti ini.

Anak, istri dan cucu tinggal serumah dengan saya dan saya menjadi tulang punggung sedangkan tubuh saya tidak bisa bekerja keras lagi.

Karna saya juga ingin dapat menggunakan lampu seperti warga yang lainnya, anak saya mencari hutangan sebesar Rp.400.000,- Itu untuk membayar administrasi yang diminta Oleh perangkat Desa yang berinisial S, dan juga dimintai uang bensin untuk pekerja pemasang listrik, karna saya benar-benar tidak mempunyai uang ya saya kasi Rp.10.000 Pak,” terang warga Desa yang berinisial M.

“Saya juga dimintai KTP dan KK oleh perangkat Desa yang berinisial S dengan keterangan saya termasuk dalam data mendapatkan bantuan RTLH, keterangan itu diucapkan oleh perangkat Desa yang berinisial S sejak tahun 2019 namun hingga kini tahun 2020 masih belum ada keputusan atau perkembangan apapun mengenai bantuan RTLH itu,” lanjutnya.

“Kemudian juga masyarakat Desa Brabe disini kebanyakan dimintai KTP dan KK oleh perangkat Desa yang berinisial S dengan alasan akan mendapatkan bantuan dari pemerintah, entah itu berupa PKH ataupun sembako, tetapi hingga kini juga tidak ada bukti ataupun perkembangan apapun mengenai bantuan seperti yang dikatakan oleh perangkat Desa yang berinisial S itu.

Jika memang kami tidak mendapatkan bantuan itu dari pemerintah dan juga sesuai dalam data bansos nama kami tidak termasuk dalam bantuan itu, paling tidak perangkat Desa memberi kabar. Jangan membuat kami (warga desa Brabe yang kurang mampu) menunggu dan berharap bantuan itu segera datang.

Untuk mendapatkan bantuan sesuai dengan keterangan perangkat desa kami menfoto copy KTP, KK dan mengeluarkan uang Pak. Kami juga tidak tau KTP dan KK itu dipergunakan untuk apa selama ini, yang jelas bagi kami KTP dan KK itu dokumen penting yang harus kita jaga,” terang warga desa Brabe yang berinisial MT.

Saya hanya hidup seorang diri dirumah pak, suami dan anak saya meninggal, saya tidak bisa bekerja, kaki saya juga sering kali kesakitan sehingga susah untuk berjalan. Dan saya tidak mendapatkan bantuan apapun, hanya pernah 1 kali mendapatkan bantuan PKH sebesar Rp.600.000,- dan itupun saya mengambilnya dikecamatan Maron. Setelah itu saya tidak dapat lagi.

Tetangga samping kanan kiri saya mendapatkan bantuan semua dari aparat Desa baik dari PKH, bantuan Covid dan juga sembako sedangkan saya tidak dapat Pak,” ujar Y seorang ibu warga desa Brabe.

Mendapatkan informasi-informasi tersebut, kami mewakili insan media sebagai kontrol sosial masyarakat akan berusaha untuk bisa mengklarifikasi keluhan masyarakat Desa Brabe kepada instansi-instansi terkait, sehingga ada sentuhan dan bisa merubah Desa Brabe menjadi Desa yang adil dan lebih baik lagi kedepannya,” ucap rekan-rekan di Team Investigasi Patroli indonesia.

(Red/Team PI Jatim)

Facebooktwitterlinkedinmailby feather
 

Pos terkait