Patroli Indonesia, Jakarta – Pimpinan Kodam Jaya bersama Polda Metro Jaya membentuk Kampung Tangguh pada beberapa lokasi sebagai percontohan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan serta membangun sektor ekonomi di tengah pandemi COVID-19.
“Kami sudah menetapkan beberapa kampung tangguh sebagai percontohan bagi kampung-kampung lainnya,” kata Dudung saat meninjau Kampung Tangguh Jaya RT17 RW05 Kampung Pisangan Bulak, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (24/12/2020) siang.
Peninjauan itu dilakukan Dudung bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran beserta jajaran kepolisian sektor di Jakarta Timur untuk memastikan seluruh operasional Kampung Tangguh Jaya di wilayah setempat berjalan optimal.
Dalam agenda tersebut Pangdam dan Kapolda Metro Jaya menyambangi tiga fasilitas, yakni ketahanan pangan, posko kesehatan, dan taman baca.
Kedatangan Dudung dan Fadil disambut Wali Kota Jakarta Timur M Anwar serta Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol. Arie Ardian.
Rombongan mendatangi posko kesehatan yang berfungsi sebagai fasilitas pengecekan kesehatan serta isolasi mandiri bagi warga.
Pada kesempatan itu, Fadil menanyakan terkait jumlah warga yang menjalani tes cepat antigen bantuan dari kepolisian di lokasi itu.
“Sampai dengan siang ini sudah ada 12 pasien yang menjalani tes antigen. Semuanya nonreaktif,” ungkap Dokter Fanny Sari dari Unit Urusan Kesehatan Polrestro Jakarta Timur kepada Kapolda Metro.
Selanjutnya rombongan bergerak menuju area ketahanan pangan yang tidak jauh dari posko kesehatan.
“Kami memberikan bantuan bibit lele sebanyak 10.000 ekor untuk dimanfaatkan oleh warga di sini,” ujar Dudung.
Di fasilitas taman baca, rombongan menyerahkan bantuan berupa alat tes cepat COVID-19 untuk mendeteksi dini potensi penularan COVID-19 di lingkungan warga.
“Kampung Tangguh Jaya ini sudah mempersiapkan berbagai hal, mulai dari penegakkan protokol kesehatan, kemudian kegiatan lain yang membantu upaya sosial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di pandemi COVID-19. Ini tidak hanya berdampak kepada kesehatan masyarakat, tetapi juga ekonomi,” tutur Dudung.
Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Penggilingan, Cucu Imanda, menambahkan di lokasi itu terdapat 3.500 kepala keluarga yang tersebar di 231 wilayah RT.
“Selama ini kita masuk dalam zona merah COVID-19. Sejak Maret hingga November 2020 jumlah kasus fluktuatif di kisaran angka puluhan orang. Makanya di sini dipilih jadi Kampung Tangguh,” ujar Cucu seraya menuturkan wilayah berjumlah kasus COVID-19 tertinggi berada di RW05, RW04 dan RW10 yang mayoritas dari pekerja kantoran.
Kehadiran fasilitas ketahanan pangan, kata Cucu, diharapkan bisa menjadi andalan warga dalam membangun kemandirian di tengah pandemi COVID-19.
“Tapi sifatnya masih rintisan yang kita mulai sejak November 2020. Belum ada yang panen dalam dua pekan terakhir ini,” Cucu menuturkan.
Kampung Tangguh Penggilingan dikelola oleh perwakilan warga dari kalangan pengurus RT dan RW serta ibu-ibu PKK. (Red)