Pasca Brexit-nya Inggris Mempengaruhi Perdagangan diBlok Utama

Patroliindonesia.com |Internasional

Setelah hari Brexit di London, Inggris, pada tanggal 31 Januari 2020 lalu, banyak perdagangan, investasi, dan pergerakan orang yang diizinkan antara Inggris dan Eropa belum dinegosiasikan. Dan apa yang dilakukan Inggris dengan kebijakan perdagangan baru mereka dan kebebasan pengaturan masih jauh dari pasti.

Bacaan Lainnya

Tetapi ketidak pastian tentang ‘apakah Brexit yang terjadi sudah berakhir dan akan ada lebih banyak bandwidth kebijakan untuk menangani masalah lain.’

Jika ada satu hal yang jelas dalam ekonomi internasional, itu seperti masalah gravitasi: jarak dan ukuran yang menjadi penentu terkuat perdagangan internasional. Semakin dekat dua negara maka akan semakin besar mereka dan semakin banyak mereka berdagang, hal itu mendorong gravitasi yang akan menjadi norma baru di Inggris pasca-Brexit karena terlihat jauh untuk hubungan perdagangan dan investasi baru.

Kini ANU Inggris telah keluar dari Uni Eropa. Ia telah melepaskan diri dari peraturan dan standar Eropa dan kini berakibat telah menimbulkan hambatan bagi perdagangan dan pergerakan bebas orang-orang dengan blok ekonomi utama yang telah di ambang pintu.

Dikutip dari sumber Dewan Editorial (Little Bitania Post) pasca-Brexit, senin (24/2/2020).

Menurut pendapat Perdana Menteri Boris Johnson, “Inggris ingin melanjutkan akses tanpa hambatan ke pasar Eropa yang dimilikinya di Pasar Tunggal, namun inggris itu lebih kecil dan akan lebih lemah jika memutuskan untuk Brexit dan mulai bernegosiasi dengan Brussels yang kurang berpengaruh’.

Tetapi mungkin bisa terjadi jika Inggris pemegang ‘kebebasan dan standar yang berasal dari Pasar Tunggal’. Keempat kebebasan adalah kebebasan bergerak dari semua barang, modal, layanan, dan tenaga kerja. Sulit melihat Uni Eropa mengizinkan Inggris memilih dan memilih standar dan kebebasan yang diinginkannya tanpa mengorbankan eksperimen Eropa.” Kata boris.

Brussels pun akan berhati-hati untuk menghindari menetapkan preseden bagi gerakan separatis nasionalis lainnya di seluruh Eropa.

Kesepakatan ekonomi seperti apa yang dapat dinegosiasikan London dengan mitra lain pun belum pasti. Dan sulit membayangkan bahwa Inggris yang telah menyusut dari tetangganya yang besar akan merangkul kebijakan dan keterbukaan liberal.

(Red/Joe)

Pos terkait