Patroliindonesia.com |Nagekeo – Berkaca dari kondisi perekonomian masyarakat dan potensi kerajian tangan di wilayah Aesesa Selatan, kabupaten Nagekeo, pemerintah kecamatan Aesesa Selatan (Asel), Nagekeo, NTT berinisiatif untuk memajangkan karya tenunan ibu-ibu pengrajin di kantor camat, puskesmas kecamatan dan ketuju Desa dalam wilayah administrasi kecamatan Aesesa Selatan.
Kain tenun kas asal Rendu (Telopoi) merupakan warisan secara turun temurun oleh para leluhur pada generasi penerus sebagai ahli waris dan sekaligus menjaga, memelihara dan menjadi nilai budaya dalam kegiatan dan ritual adat.
Kain yang didominasi warna hitam, dengan motif atau corak garis-garis berwarna fariasi sangat cocok menjadi souvenir buat para traveler atau pelancong yang berkunjung di wilayah aesesa selatan dengan harga yang sangat terjangkau.
“Souvenir ini adalah salah satu objek yang akan dimiliki bagi siapa saja dengan harga yang murah, sebagai simbol kenang-kenangan bagi tamu atau wisatawan saat berkunjung atau berwisata ke wilayah Aesesa Selatan, untuk pengingat perjalanan mereka dan menunjukkan di mana mereka berada.” Cetus Raimunda ibu pembina kesejahteraan keluarga (PKK) kecamatan Aesesa Selatan sambil menunjukan karya tenun ibu-ibu Aesesa selatan.
Camat Aesesa selatan, Maria Andriana Seke Wea kepada media pada selasa (17/03/20) menegaskan bahwa setiap tamu yang datang dari daerah maupun dari luar wajib membeli souvenir yang pajang di setiap kantor di wilayah Aesesa Selatan.
“Ini cara kita untuk membantu ibu-ibu pengrajin, saya minta karya tenunan mereka untuk dititipkan disini, setiap tamu yang datang kita promosi, dengan harga mulai dari 20.000 mereka pasti beli souvenir kita.” Papar Maria Andriana.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa, ia sudah berkomunikasi dengan para kepala desa untuk bantu pasarkan hasil tenun ibu-ibu pengrajin tersebut.
“kita sudah bangun komitmen bersama saat musrenbangcam, cara ini yang kita bantu ke ibu-ibu, karena kita tidak bisa kasi dengan uang kita sendiri, buat hidup kita saja tidak cukup sampe tanggal 30, kita bantu sesama dengan cara begini, petugas yang dari kabupaten kita minta untuk beli, karena buang uang 20.000 atau 50.000 tidak membuat dia miskin”. tutup Maria Andriana. (Ralan Y Weo)