MPI, Ketapang, Kalbar – Joging track yang dibangun sebagai bagian dari proyek pengaman pantai di desa Pagar Mentimun, kabupaten Ketapang, kembali mengalami kerusakan pada Rabu lalu, (16/10/2024).
Proyek pembangunan bangunan pantai dengan nomor kontrak : PS. 01.02-BW8/SNVT-PJSA.PPK.01/2022/02 tanggal 25 febuari 2022 dengan nilai anggaran sebesar Rp 19.360.000.000,000 miliar yang dibiayai APBN pada tahun 2022 itu ambruk untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya diperbaiki pada Desember 2023. Kondisi ini menimbulkan keresahan warga sekitar yang khawatir dampaknya akan semakin parah dengan datangnya musim hujan.
Menurut keterangan warga setempat, bagian yang ambruk kali ini sepanjang 5 meter dengan kedalaman 2 meter.
Mereka merasa kecewa karena proyek yang dikerjakan oleh PT. Ananda Anabanua dan diawasi oleh konsultan CV Patoya Indah itu dianggap tidak mampu melindungi garis pantai dari abrasi seperti yang diharapkan.
“Kami khawatir akan terjadi kerusakan lebih besar, apalagi dengan musim hujan yang segera tiba. Ombak besar bisa memperparah kondisi, dan seharusnya pekerjaan perbaikan jangan dilakukan malam hari seperti yang sebelumnya terjadi,” ungkap seorang warga yang enggan disebut namanya.
Menanggapi kejadian ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1, Eko, menyatakan bahwa pengerjaan joging track tersebut sudah sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan kontrak kerja.
Menurutnya, kerusakan disebabkan oleh faktor alam, yakni gelombang besar yang menghantam timbunan pasir di bawah joging track. “Kedepan, kami akan mengganti timbunan pasir dengan batu split agar lebih kuat. Mengenai pengerjaan malam hari, tidak ada aturan yang melarang hal itu,”terkesan bela diri
Dan untuk pengerjaan diawal harus nya menggunakan paving blok mengacu dalam kontrak kerja.
Itu tidak digunakan dengan alasan takut hilang diambil orang.” ujar Eko saat dimintai keterangan oleh media
Meski demikian, sejumlah warga dan pengamat proyek menilai bahwa proyek dengan anggaran sebesar itu seharusnya memiliki mutu dan kualitas yang lebih baik dan tidak rentan terhadap kerusakan.
Mereka berharap perbaikan segera dilakukan dengan kualitas yang lebih memadai agar kerusakan serupa tidak terulang, mengingat potensi dampaknya terhadap pemukiman di sekitar pantai.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah perbaikan dari pihak terkait, sementara warga terus menunggu tindakan cepat dari pemerintah untuk mengatasi kerusakan lebih lanjut. (*)