MPI, Sumsel – Maraknya Postingan berita Seorang petugas Lapas Tanjung Raja di Ogan Ilir, Robby Adriansyah, yang telah merekam para napi berpesta sambil di ruang tahanan dengan mendengarkan musik remix, yang kemudian sempat jadi viral di media sosial. (16/11) Kemarin.
Video tersebut juga memperlihatkan napi bebas menggunakan ponsel.
Selanjutnya, Akibat rekaman itu, Robby dimutasi dari jabatannya dan dituduh menyebarkan hoaks serta menggunakan obat terlarang.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumsel, Mulyadi mengatakan video itu dibuat Robby dengan motif tertentu dan membantah adanya pesta narkoba di lapas. “Tidak ada pesta narkoba di dalam Lapas. Video itu direkam RA dengan motif agar diberikan uang oleh napi,” ujarnya.
Namun, Robby membantah tuduhan tersebut dan menuntut bukti atas klaim dirinya menggunakan narkoba. “Tolong Bapak jelaskan, buktinya mana? Positif apa? Kenapa Bapak tidak langsung tunjukkan ke media, berikan info, apakah saya positif sabu, ekstasi, metamin atau amfetamin atau marijuana? Saya benar positif, tapi positif benzo,” tutur Robby.
Diketahui, Benzo adalah obat penenang yang biasanya digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan atau serangan panik. “Saya ada riwayat penyakit. Saya diberi obat oleh dr. Abdullah Shahab di Rumah Sakit Ernaldi Bahar,” ungkap Robby.
Robby kini mendesak Kepala Divisi Lapas Kemenkumham Sumsel untuk membuka kebenaran di balik video tersebut.
Dilansir dari beberapa pemberitaan di Media sosial dan media online yang juga masih tayang ditengah masyarakat.
Hal itu juga menjadi kritik keras aktivis Pers Achmad Sujana, yang juga sebagai tokoh Pers Nasional yang seringkali ada untuk mengkritisi kinerja pemerintah di Pusat Ibukota Jakarta.
Ia meminta Pemerintah Pusat harus bisa tegas dan buktikan transparansi dari sisi Pelayanan juga di Penegakan Hukumnya dan agar tidak adalagi hukum yang tidak berkeadilan dan sesuai Undang-undang, pelaksanaan Hukum pun dianggap tidak dilaksanakan dengan semestinya, seperti Pemerintah bisa dibohongi oknum yang tidak melayani masyarakat dengan baik.
“Pemerintah jangan lagi pura-pura tidak mengetahui banyak hal yang terjadi dari tempat-tempat yang seperti itu, memang masih ada masyarakat yang bodoh pilih Presiden tanpa harapan? Karena rakyat percaya kita dipimpin oleh tokoh militer yang cerdas, hebat dan populer juga top dalam pengalamannya, masa mau buat masa kecewa dengan pembenahan yang setengah-setengah dengan program Asta cita 100 hari kerja lagi aja.” Ujar Pemred di Media Patroli Indonesia dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Aliansi Wartawan Independen Indonesia (AWII) dan beberapa peran lain selaku Dewan Etik di DPP AKPERSI dan DPP Gema Elkan. Senin (25/11/2024).
Lebih lanjutnya, ia pun memaparkan hal yang kritis demi mendukung ketegasan Presiden RI pilihannya, Yakni Prabowo Subianto.
“Ingat pak Presiden, Jabatan Bapak saat ini perlu dibuktikan sejak awal dan bisa lebih dari 5 tahun jika bapak terbukti di mata publik, tegaskan kredibilitas anda pak Presiden. Anda lebih tau mana yang harus diperbaiki dalam bernegara dan anda lah yang memimpin untuk amanat rakyat,” imbuhnya.
“Semoga pemaparan saya yang kritis ini bisa bermanfaat bagi anda dan rakyat yang anda cintai hingga saat ini. Benahin sistem pelayanan administrasi, birokrasi dan hukum yang Presisi untuk kami. NKRI tetap harga mati.” Pungkasnya.