Patroliindonesia.com,Jakarta: Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi buka suara soal surat permohonan bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada para duta besar. DKI meminta sumbangan pengadaan fasilitas isolasi mandiri bagi pasien terpapar covid-19.
Prasetio menilai permintaan sumbangan tersebut mencoreng citra Jakarta sebagai Ibu Kota negara yang memiliki APBD terbesar ketimbang provinsi lain. Pemprov DKI Jakarta juga telah mengalokasikan anggaran untuk penangangan covid-19 mencapai Rp10 triliun lebih melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Kenapa harus meminta-minta? Saya ingat betul telah menyetujui anggaran BTT untuk penanganan covid-19 ini Rp5 triliun lebih di tahun 2020 dan di tahun ini (2021) pun saya menyetujui di rapat Badan Anggaran Rp2,1 triliun,” ujar Prasetio dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Juli 2021.Prasetio menilai Pemprov DKI Jakarta mampu mengelola dengan baik kebutuhan warga dengan dukungan persetujuan anggaran tersebut. Uang dapat digunakan untuk pasokan pangan, kebutuhan pengobatan dalam upaya testing, sampai kebutuhan kesehatan warga yang membutuhkan tempat isolasi pada kebutuhan treatment.
“Apakah itu sudah dilakukan dengan alokasi anggaran tadi? Saya tidak tahu. Karena realisasi penggunaan BTT itu tidak pernah ada. DPRD tidak pernah menerima data detail dan konkret dari penggunaan BTT tadi,” ungkap politikus PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, surat dari Biro Kerja Sama Daerah Pemerintah DKI Jakarta beredar di media sosial. DKI meminta bantuan sejumlah fasilitas untuk lokasi isolasi mandiri pasien covid-19 di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.
Surat yang ditujukan kepada dubes negara asing tersebut ditandatangani oleh Kepala Biro Kerja Sama Daerah DKI Andhika Permata pada 28 Juni 2021. Dalam surat, tertera sejumlah barang yang perlu dipenuhi, di antaranya masing-masing 5 ribu buah vellbed, meja lipat kecil, ember, sapu, kipas berdiri, dan lain-lain. Ada juga kebutuhan 500 unit dispenser air, 8 unit komputer, 5 unit printer, dan 2 unit laptop.
Surat tersebut juga menyertakan barang-barang yang diperlukan untuk memaksimalkan ruang isolasi di rumah sakit daerah DKI. Seperti 30 unit ventilator, 20 buah tenda serba guna, 300 buah matras, dan sejumlah barang lain.
Surat juga menyampaikan Pemprov DKI Jakarta sangat terbuka bila kedutaan berniat berkontribusi untuk pemenuhan barang-barang tersebut. (*)