Patroli Indonesia | Tangerang, Banten – Adanya pandemi ini membawa dampak pada perubahan pola pembelajaran dari tatap muka (konvensional) menjadi daring. Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi para guru maupun murid yang selama ini terbiasa dengan pola dan model pembelajaran tatap muka.
Setelah berjalan beberapa bulan ini terhitung dari bulan maret 2020, penerapan pembelajaran daring banyak memberikan hambatan dan kendala bagi para guru, murid, maupun orangtua.
Banyak faktor yang menjadi penghambat berjalannya pola pembelajaran ini, seperti ketersediaan infrastrukur, persebaran jaringan internet yang belum merata, sampai pengetahuan juga keterampilan dalam memanfaatkan dan mengelola KBM daring yang minim.
Berdasarkan kondisi yang kurang baik dalam penerapan pembelajaran daring sejauh ini, banyak pihak yang coba membandingkan pembelajaran daring dengan tatap muka, yang mana pembelajaran tatap muka dianggap masih yang paling ideal dan efektif untuk pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Bahwasanya selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi dalam proses belajar mengajar secara tatap muka ada nilai yang bisa diambil oleh siswa, seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan.
Menurut Hj. Nurfiah S.P.d.i Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Dukuh 3 Kabupaten Tangerang, mengenai kondisi KBM daring saat ini kurang maksimal dalam memberikan pembelajaran, karena anak akan ketinggalan belajar yang dialami bukan hanya oleh satu atau dua anak, namun dialami oleh satu generasi, Jumat, (17/9/2021).
Dirinya mengharapkan pembelajaran tatap muka secepatnya dapat dilakukan mengingat hal ini sangat penting untuk memberikan pelayanan pendidikan terbaik dan berkualitas (Maksimal) kepada peserta didiknya demi melahirkan generasi penerus bangsa yang memiliki potensi yang dibekali sejak dini.
(A.R)