Pimcab dan Manager Operasional Bank BJB Kota Banjar Terkesan Arogan dan Alergi Wartawan

Bank BJB Pusat Wajib Tahu !!!

Debitur Wajib Menerima Bukti Premi, Polis Asuransi, Bank BJB Banjar Bungkam.

MPI, BANJAR – Era sekarang bukanlah jaman nya seorang pejabat bersifat slow respon apalagi sampe arogan dan tidak mau menampung aspirasi masyarakat apalagi dengan kedatangan seorang jurnalis. Selasa (21/01/2025).

Media atau organisasi seyogyanya pihak pejabat atau Pemimpin Cabang dan Manager Operasional dalam sebuah perusahaan Perbankan harus respek dan tanggap. Siapa tahu jurnalis tersebut membawa informasi guna keselarasan antara bank dengan debitur.

Bank Jabar yang notabene katanya bank milik masyarakat khusus jawa barat ternyata diluar prediksi visi misi nya.

Miris memang manakala seorang Pimpinan Cabang Bank BJB kota Banjar bernama Fajar dan seorang manager Operasional bernama Nugraha seolah alergi dan arogan untuk bertemu dengan orang yang berprofesi wartawan.

Padahal wartawan sesuai UU no 40 1999 tentang Pers dan Kode Etik Wartawan dan dewan Pers sudah jelas fungsinya.

Namun perilaku seorang Pimpinan Cabang Bank BJB dan juga Manager Operasional tidaklah pantas di sandang. Sifat arogan dan bersifat Alergi tidak mencerminkan seorang pimpinan.

Menyikapi kejadian adanya arogansi dan alergi terhadap wartawan, apalagi untuk debitur Bank BJB sendiri, seorang dari pemerhati LSM, Endang kepada salah satu organisasi kewartawan, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang mengatakan sudah bukan jamannya jika seorang Pincab dan manager sebuah Bank bersikap arogan dan alergi.

“Wartawan itu kan dilindungi dengan undang undang, jelas identitasnya jelas keperluannya… Kenapa mesti takut.???
Wajar saja kalau debitur mengeluh kepada wartawan terkait tranparansi dalam hal asuransi yang jelas jelas selama ini Bank BJB tidak transparan dalam pelaksanaannya.” Ujarnya.

Lebih jauh Endang mengatakan bahwa debitur wajib tahu nama asuransi, nilai premi dan sertifikat polisnya. “Kan aneh, jika debitur ditanya nama perusahaan asuransi tidak tahu nama dan jenisnya. Hanya tahu uang pas akad kredit di potong oleh pihak Bank BJB. Dimana tranparansi, berapa juta, debitur satu propinsi, satu kabupaten… Silahkan dihitung.” Ungkapnya.

“Seharusnya Bank melayani masyarakat melayani debitur, lalu dimana letaknya dalam membantu para PNS dan P3K.
Bank BJB identik dengan bank pegawai alias Bank PNS. Bila perlu audit semua staf managemen Bank Jabar, bukan kota Banjar saja, semua yang ada di Propinsi Jawa Barat harus di audit terbuka dan independen saja.” Imbuhnya.

Salah seorang Tokoh PGRI, Tutus Tusro mengatakan selama saya masih aktif dan sudah pensiun, tidak pernah tahu nama asuransi bentuk premi apalagi ada Polis Asuransinya.

“Seolah bank BjB mau membodohi mau menutup nutupi mekanisme asuransi debitur. Apalagi Pincab dan Manager Operasional Bank BJB kota Banjar sudah terkenal arogan dan jutek-jutek.” Paparnya.

Pelayanan utama dan melayani adalah kewajiban bagi Pegawai BJB terhadap nasabah atau debitur, apalagi dikala debitur itu sedang sangat membutuhkan bantuan keuangan dari perbankan.

Salah satu kesaksian dari Ade givan dan rekannya, menceritakan bahwa kejadian tidak mengenakan dan keliatan arogansi disaat beberapa kali debitur mendatangi CS yang bernama Faris dan Silmi untuk dibantu mengambil tabungan wajib dari potongan pinjaman.

“Pengambilan tersebut untuk keperluan biaya anaknya sekolah, namun berbagai alasan tidak ada Pimpinan. Faris selaku Customer Service (CS) beralibi tidak bisa untuk mengeluarkan uang tabungan itu karena harus ijin Manager Operasional atau Pincab BJB dan berkali-kali datang tapi tetap tidak membuahkan hasil.

Akhirna pihak debitur itupun mencoba meminta pendampingan kepada seorang saudaranya, salah seorang saudara dari debitur mencoba menemui Pejabat BJB kota Banjar, namun pelayanan pun tidak meng’enakan yant diterima perwakilan debitur tersebut.

Pihak A. Mamat ditemui Bagian Umum, Silmi yang juga mengatakan bahwa tabungan wajib. Itu tidak bisa bisa ambil, kalaupun bisa harus ada ijin dari Pincab.

Namun dikala pihak perwakilan debitur meminta untuk ketemu dengan manager operasional yang berkompeten pun tetap beralasan ada rapat dan pak Fajar selaku Pincab sedang tidak ada ditempat.

Hal ini pun memicu adanya dugaan sifat arogansi management BJB kota Banjar terhadap pelayanan Perbankan kepada debiturnya.

Sampai berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari pihak BJB kota Banjar.**
(Tim)

Pos terkait