Soal Perlakuan Kasar Security, RS Suci Paramitha Gagal Mediasi Dengan LSM GERAM

Patroliindonesia.com – Kab.Tangerang, BANTEN – Tindakan kasar Security RS Suci Paramitha terhadap keluarga pasiennya berlanjut ke meja mediasi antara LSM GERAM BANTEN INDONESIA.

Dan Pihak RS Suci Paramitha juga di hadiri oleh pihak-pihak yang berseteru yaitu security berinisial AG dan keluarga pasien dan diketahui pada mediasi tesebut pihak RS Suci Paramitha mendengarkan kronologis dari kedua belah pihak yang berseteru.

Menurut ibu Nok sebagai keluarga pasien, dirinya merasa terdzolimi dengan kata-kata yang di keluarkan oleh security pada saat kejadian yang akhirnya memicu keributan, bahkan AG selaku yang dilaporkan sebagai oknum security sempat mengangkat tangan hendak memukul anaknya.

Hal itupun di akui oleh AG, saya ini kurang pendengaran pak jadi kalo bicara agak kenceng, mungking ibu nok kira saya marah. Jumat, (2/4).

Pada pertemuan mediasi tersebut pihak paramitha dihadiri oleh Wakil Direktur Dokter Surya. menurutnya, pihak rumah sakit mengucapkan terimakasih kepada teman-teman LSM dan akan mengevaluasi kinerja security nya.

“Kami sangat berterima kasih sekali kepada teman-teman LSM GERAM Dan media, ini merupakan masukan positif bagi kami dan akan kami tindak lanjuti dengan mengevaluasi scurity kami sekaligus juga akan menegur pihak pengelolah atau yayasan JIEXPO dimana kami menggunakan jasa security.” Jelasnya.

Pada kesempatan tersebut Agam Syah Putra selaku Kepala Satuan Tim Khusus LSM GERAM BANTEN INDONESIA (KASAT TIMSUS LSM GERAM) meminta Pihak Paramitha membuat pernyataan secara tertulis sebagai bentuk tanggung jawab Rumah Sakit.

Saya minta pihak RS Suci Paramitha membuat pernyataan secara tertulis, karena ini sudah termasuk tindakan kesewenang-wenangan dari lembaga kesehatan, yang seharusnya mengedepankan pelayanan yang baik, malah bertindak kasar. Dimana salam, senyum,sapa yang aik nya kalo seperti ini kejadian nya” tegas Agam.

Lebih lanjut Agam mengatakan “tidak ada asap kalau tidak ada api, karena menurut info yang kami terima sudah sering terjadi satpam bertindak kasar terhadap pasien atau keluarga pasien, hanya saja baru ibu Enok yang berani melapor ke kami.

Pihak RS Paramitha seakan melakukan pembiaran kalo gitu, apa lagi tenaga jasa scurity di kelolah oleh lembaga luar rumah sakit yaitu JIEXPO yang seharusnya sudah terdidik dengan baik,” pungkas Agam.

Namun Dokter Surya tidak bersedia membuat pernyataan tertulis, menurutnya ini harus persetujuan Direktur Rumah Sakit.

Mediasi tersebut berakhir dengan tidak mendapatkan kata sepakat dan LSM GERAM BANTEN INDONESIA akan mendesak pihak Dinas kesehatan untuk memberikan sangsi kepada Pihak manajemen RS Suci Paramitha. (Red/Nasir)

Pos terkait