Patroli Indonesia |Tangerang – Sulit untuk dipungkiri bahwa proses perkembangan pendidikan formal saat ini sedang mengalami keterpurukan.
Tidak sedikit para praktisi pendidikan maupun masyarakat yang memberikan alasan, bahwa kondisi Pandemi lah yang mengakibatkan kualitas pendidikan formal semakin terpuruk, padahal sesungguhnya bila dicermati keterpurukan kualitas pendidikan terjadi bukan hanya karena pendemi tetapi ada faktor – faktor lain, diantaranya adalah kurangnya dedikasi para pendidik terhadap para peserta didik itu sendiri.
Hal tersebut jelaskan oleh Asep Wawan Wibawan mantan Ketua Lembaga Pemerhati pendidikan Anak Kota Tangerang di kediamannya Jln Untung Suropati Kelurahan Cimone Jaya Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.
“Perkembangan kualitas pendidikan di Kota Tangerang saat ini sepertinya berjalan kurang seimbang, bahkan terlihat mengalami kemunduran,
Tidak sedikit orang tua maupun guru yang memberikan alasan bahwa hal itu terjadi karena kondisi pandemi, padahal sesungguhnya hal itu terjadi bukan hanya karena kondisi sedang pandemi, tetapi di tunjang oleh faktor lain yang mengakibatkan tidak seimbangnya kualitas pendidikan, yaitu faktor kurangnya dedikasi tenaga pendidik dan pengawasan dari unsur dinas pendidikan yang terkesan hanya melihat dari sisi daya Intelektualitas tanpa memperhatikan sisi kualitas mentalitas.” Ungkap Asep.
Lebih lanjut Asep menjelaskan, bahwa dalam proses pendidikan hal yang paling harus diperhatikan adalah kualitas mentalitas, bila kualitas mentalitas sudah terbentuk dengan sangat baik maka dengan sendirinya kualitas daya Intelektualitas akan mudah tercapai.
“Bila diperhatikan, saat ini tidak sedikit para pendidik atau guru seakan hanya mendorong bahkan menekankan kepada para peserta didik untuk mengerjakan tugas belajar dirumah tampa adanya motivasi. Bila tidak mengerjakan peserta didik ditegur bahkan adapula yang menganggap bahwa orang tuanya kurang memperhatikan.
Seharusnya, dalam memberikan tugas para pendidik harus pandai memotivasi agar peserta didik senang, suka dan semangat dalam mengerjakan tugas yang diterimanya.
Yang terjadi justru malah sebaliknya, bila seseorang murid tidak mau mengerjakan tugas, malah di takut – takuti, di ancam akan diberikan sangsi, tidak dapat nilai bahkan diancam tidak akan naik kelas.
Hal tersebut tidaklah salah, namun bagi seorang pendidik sejati hal tersebut kurang tepat untuk di lakukan karena itu akan memberikan beban mental atau tekanan, secara fisiologis hal itu akan mempengaruhi mentalitas peserta didik terbentuk kearah yang kurang baik.” Tambah Asep.
Saat ditanya solusi terkait meningkatkan semangat belajar peserta didik dimasa Pandemi, Asep menjelaskan bahwa dimasa pandemi dedikasi seorang tenaga pendidik harus lebih teruji, yaitu harus pandai menjaga interaksi komunikasi, motivasi sehingga terjalin hubungan emosional antara peserta didik dan hal itu bisa dilakukan melalui hubungan WhatsApp secara pribadi ( Japri ) atau kunjungan langsung.
“Bagi seorang guru sejati yang memiliki dedikasi yang sangat luar biasa terhadap muridnya, pandemi bukan menjadi sebuah alasan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Seorang guru yang sejati pasti akan berusaha mencari metode yang tepat dan cermat agar murid – muridnya terpacu semangat belajarnya, tampa merasa adanya tekanan.
Salah satunya menjaga interaksi , komunikasi yang baik dengan peserta didik. Caranya melalui hubungan WhatsApp at atau kunjungan langsung.
Tentunya hal itu dengan di agenda terlebih dahulu.. yang perlu diperhatikan atau diprioritaskan adalah peserta didik yang dipandang kurang semangat belajarnya..
Artinya bila ada murid murid yang dinilai kurang semangat belajarnya , seorang guru harus segera mengambil tindakan dengan cara berinteraksi, Komunikasi atau memotivasi secara langsung melalui hubungan WhatsApp secara japri atau berkunjung langsung , dengan demikian maka akan semakin terjalin hubungan emosional yang pada akhirnya akan memacu semangat belajar peserta didik
Jadi kalau ada peserta didik yang kurang semangat belajarnya jangan langsung disalahkan. Carilah Solusi yang tepat, cermat dan bijak
Di sisi lain unsur dinas pendidikan pun harus lebih merasa memiliki rasa tanggung jawab dan memberikan Apresiasi yang setinggi – tingginya kepada para pendidik yang memiliki dedikasi luar biasa.
Dinas pendidikan melaju unsur pengawasnya jangan hanya sebatas mengawasi meninjau sisi administrasi saja
Dinas pendidikan melalui unsur pengawasnya jangan hanya mengawasi nilai secara akademis..
Tapi telusuri fakta sesungguhnya terkait perkembangan mentalitas para peserta didik.” Tutup Asep
Menyikapi kondisi pendidikan yang saat ini sedang terjadi, rencananya Asep akan mengajak pengurus DPD Media Center Indonesia ( MCI ) Provinsi Banten untuk mengadakan dialog interaktif atau diskusi publik melibatkan para pemangku kebijakan, anggota DPRD dan Insan Pers dengan tajuk “Menurunnya Kualitas Pendidikan Terjadi Bukan Hanya Karena Pandemi.”