Patroli Indonesia, Jateng – Inovasi merupakan katalisator bagi peningkatan kinerja suatu lembaga termasuk Unit Pelayanan Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan. Dorongan untuk berinovasi disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Dr. Gede Pasek Suardika, di hadapan jajaran pimpinan Balai Perawatan Perkeretaapian, agar setiap target kinerja yang ditetapkan dapat tercapai secara maksimal.
Hal tersebut disampaikan Gede Pasek pada kunjungan kerja yang dilaksanakan di Balai Perawatan Perkeretaapian, Grobongan Jawa Tengah, pada Sabtu (15/01). “Bapak Menteri (Perhubungan) minta kita (jajaran di Kementerian Perhubungan) untuk berpikir inovatif, berubah, berubah, jangan berhenti sampai pada kondisi saat ini”, tegas Gede Pasek.
Orang nomor satu di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan tersebut, datang bersama Kepala Subdit Perencanaan Inspektorat Jenderal Maizar dan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjana. Rombongan disambut oleh Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian Andi Hary Murty beserta seluruh unsur pimpinan.
Pada sesi pemaparan dan diskusi, Gede Pasek banyak menggali informasi tentang Balai Perawatan Perkeretaapian secara cermat. Sembari melihat materi yang dipaparkan, nampak upaya Irjen untuk menelisik potensi Balai Perawatan Perkeretaapian yang masih bisa dikembangkan, termasuk mengenai cakupan tugas di bidang perawatan insfrastruktur sektor perkeretaapian.
Banyak pesan yang disampaikan Inspektur Jenderal dalam upaya untuk melakukan inovasi perubahan, kuncinya adalah harus memperhatikan porsi kebutuhan organisasi dan tujuan yang hendak dicapai.
“Long term sudah ada grand desain untuk (mencapai) ultimate goal (di sektor perkeretapian), dari segi kelembagaan sudah ada pilar yang kuat, yaitu (fungsi kelembagaan) bidang pengujian dan perawatan (di sektor perkeretapian), tinggal bagaimana peningkatan kapasitas dan lingkupnya”, jelas Gede Pasek yang menekankan betul bahwa peningkatan kapasitas adalah kunci utama dalam upaya merealisasikan master plan Balai Perawatan Perkeretaapian untuk optimalisasi kinerja lembaga ke depannya.
Selain itu, dalam eksekusi pekerjaan di lapangan harus dilakukan dengan baik, dilakukan dengan semangat efisien, baik efisien waktu dan efisien di bidang alur kerja. Balai Perawatan Perkeretaapian berfokus pada faktor teknis yang berhubungan dengan pekerjaan perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian, pendekatan dari sisi SDM pun penting untuk dianalisa secara matang.
Jumlah tim perawat harus memenuhi kebutuhan dan tuntutan beban kerja di lapangan, meliputi perhitungan kebutuhan pegawai berikut kompetensi yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengoptimalkan pegawai melalui berbagai program peningkatan kapasitas pegawai pada lembaga-lembaga yang memiliki kredibilitas di bidang pengujian kompetensi. “Analisa kerja terkait penggunaan peralatan perawatan perkeretaapian dalam kegiatan perawatan sarana perkeretaapian, lakukan dengan pendekatan yang memenuhi unsur-unsur efisien”, jelas Gede Pasek.
Inspektur Jenderal menyinggung juga rencana Balai Perawatan Perkeretaapian sebagai unit kerja yang akan maju sebagai BLU, bersama Balai Pengujian Perkeretaapian. Balai Perawatan Perkeretaapian dituntut untuk terus menggali potensi yang dimiliki berkaitan dengan pengelolaan layanan jasa perawatan sarana dan prasarana di sektor perkeretaapian. Kepedulian dalam meningkatkan kualitas pelayanan harus diimbangi dengan menyiapkan kapasitas SDM yang ada melalui berbagai training dan pelatihan sesuai standar kualitas yang baku.
Semua fasilitas Balai Perawatan Perkeretaapian telah dibangun untuk menunjang kinerja perawatan perkeretaapian. Dalam pengembangan sesuai master plan yang telah disusun, fasilitas Balai Perawatan Perkeretaapian Workshop Ngrombo akan didukung dengan tambahan fasilitas di beberapa titik di lokasi lain.
Inspektur Jenderal melihat potensi besar yang ada pada Balai Perawatan Perkeretaapian, untuk itulah ia tidak lupa mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan oleh jajaran Balai Perawatan Perkeretapian. “Sebagai lembaga yang baru dibentuk tahun 2014, saya melihat kapasitas dan fasilitas dalam konteks organisasi sudah tumbuh dengan sangat cepat, kita apresiasi itu”, ungkap Gede Pasek.
Melihat antusiasme Irjen selama berada di Workshop Ngrombo, Kepala Balai Perawatan Perkeretaapian M Andi Hary Murty, menyampaikan rasa hormat karena dukungan yang diberikan dalam pelaksanaan tugas negara mengelola sistem perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian.
“Tadi Bapak sempat mengatakan, bahwa Balai Perawatan Perkeretaapian sebenarnya menjadi tujuan dan perhatian utama Bapak pada rangkaian kegiatan Bapak Irjen pada hari ini, adanya hal tersebut kami ucapkan terima kasih, karena Bapak turut peduli dalam tugas pemeliharaan infrastruktur sektor perkeretaapian, kami menjadi termotivasi untuk terus menerus meningkatkan kapasitas Balai Perawatan Perkeretaapian”, jelas Andi menanggapi arahan Irjen pada sesi diskusi di Aula Kantor Balai Perawatan Perkeretaapian sebelum pelaksanaan kegiatan peninjauan lapangan.
Pada kunjungan perdananya di Workshop Ngrombo, Geda Pasek berkesempatan meninjau seluruh fasilitas workshop didampingi jajaran pimpinan Balai Perawatan Perkeretapian. Walaupun peninjauan dilakukan di waktu petang hari, kegiatan tetap dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan kerja dan memperhatikan protokol kesehatan.
Sarana perkeretapian yang ada di Balai Perawatan Perkeretaapian didekatinya satu per satu. Selama peliputan di lapangan, pejabat eselon satu di Kementerian Perhubungan tersebut menyempatkan untuk masuk ke dalam kereta inspeksi yang stabling di dalam gedung workshop. Aksi memanjat ke dalam ruang kemudi salah satu peralatan khusus pun dilakukan Gede Pasek di dalam gudang alat berat.
Agenda kunjungan dan peninjauan di lapangan berjalan dengan baik, pada sarana yang ada di lingkungan workshop. Hampir semua sarana perkeretapian yang ada di Workshop Ngrombo dilihat Inspektur Jenderal. Di dalam area workshop Irjen masuk ke dalam fasilitas perawatan melihat fasilitas dan peralatan yang ada didalamnya. Selain fasilitas gedung workshop, Irjen meninjau secara langsung fasilitas pengisian bahan bakar minyak yang berada di ruang antara gedung workshop dan gudang alat berat.
Mengakhiri kunjungannya, Inspektur Jenderal menyempatkan untuk foto bersama di depan lokomotif CC300 berwarna khas merah, yang menjadi ikon Balai Perawatan Perkeretaapian. Agenda kunjungan berlangsung kurang lebih selama tiga jam, rombongan tiba di lokasi Workshop Ngrombo pada pukul lima sore setelah rangkaian agenda di beberapa kota di Jawa Tengah hingga bertolak sebelum pukul delapan malam untuk kembali ke Semarang. (*)