Danantara Bakal Kelola Aset Rp 9.480 Triliun, Jadi SWF Ke-4 Terbesar Dunia

Oplus_0

MPI, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto batal meresmikan Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) hari ini, Kamis (7/11/2024). Hal itu diungkapkan Kepala BP Danantara Muliaman Darmansyah Hadad.

Menurutnya, Prabowo akan meresmikan lembaga baru tersebut usai menyelesaikan lawatan ke sejumlah negara. Presiden ke-8 RI tersebut dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke luar negeri selama 16 hari, yaitu China, Peru, Amerika Serikat, Brasil, dan Inggris.

“Belum jadi besok. Tunggu presiden kembali ya,” ujar Muliaman di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (6/11/2024).

Ia mengaku, Prabowo meminta untuk pembentukan BP Investasi Danantara dipersiapkan dengan matang sebelum akhirnya diluncurkan.

Lebih lanjut, Muliaman bilang, dasar hukum pembentukan BP Investasi Danantara adalah Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres).

“Persiapannya diusahakan sebaik mungkin. Sementara perubahannya ada dua, PP dan Perpres,” kata dia.

Ia menambahkan, Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI), yang merupakan sovereign wealth fund (SWF) Indonesia, bakal dikonsolidasikan pula ke BP Investasi Danantara.

Sebelumnya, Prabowo direncanakan meresmikan BP Investasi Danantara pada 7 November 2024. Peresmian ini bakal diadakan di Kantor Danantara yakni Gedung Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), Jalan Soeroso, Menteng, Jakarta Pusat. Adapun Gedung Bapindo merupakan salah satu aset yang dimiliki PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Kelola Aset Rp 9.480 Triliun, Jadi SWF Ke-4 Terbesar Dunia

Kepada awak media di Jakarta dilaporkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Investasi Danantara), yang digadang-gadang menjadi cikal-bakal superholding BUMN, bakal mengelola aset dengan nilai yang besar alias jumbo.

Berdasarkan dokumen profil Danantara yang diterima media, pada tahap awal lembaga baru ini akan menaungi tujuh BUMN dengan mengelola aset senilai Rp 600 miliar dollar AS atau Rp 9.480 triliun (asumsi kurs Rp 15.800 per dollar AS).

Ketujuh BUMN itu yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan MIND ID.

Tak hanya BUMN, Danantara juga akan menaungi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA), yang merupakan sovereign wealth fund (SWF) Indonesia hasil besutan era Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi).

Pada dokumen tersebut, dengan besarnya portofolio kelolaan aset yang mencapai Rp 9.480 triliun, Danantara bakal menjadi SWF keempat terbesar di dunia.

Kepala BP Danantara Muliaman Darmansyah Hadad sempat mengungkapkan bahwa selain menaungi BUMN, INA juga bakal dikonsolidasikan ke BP Investasi Danantara.

“Iya (INA), ke depan semua dikonsolidasikan,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (6/11/2024).

Saat ini pemerintah pun tengah mempersiapkan pembentukan Danantara, yang rencananya bakal diresmikan Prabowo setelah kembali ke Indonesia usai 16 hari kunjungan kenegaraan ke China, Peru, Amerika Serikat, Brasil, dan Inggris.

Muliaman bilang, dasar hukum pembentukan Danantara akan tertuang dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres).

“Persiapannya diusahakan sebaik mungkin. Sementara perubahannya ada dua, PP dan Perpres,” kata dia. (*)

Pos terkait